Koruptor Lebih Keji daripada Pengedar Narkoba

Koruptor Lebih Keji daripada Pengedar Narkoba
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom OPINI Harian Analisa Medan, 30 April 2015

Dalam salah satu poin nawa cita atau program unggulannya, Presiden Joko Widodo memiliki misi untuk membangun sistem penegakan hukum yang bebas korupsi. Butir keempat dalam nawa cita, yaitu menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

OJK Tak Berdaya Money Game Berjaya

OJK Tak Berdaya Money Game Berjaya
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom OPINI Harian Analisa Medan, 22 April 2015

Di Indonesia praktik money game seakan tidak ada matinya, terus berkibar dan berjaya sepanjang waktu dengan modus lama tapi lihai berganti nama. Berkedok arisan berantai, member get member, arisan multi level, investasi, tanam modal, dan koperasi simpan pinjam. Tapi apapun istilahnya, modusnya tetap sama, yaitu melakukan penghimpunan dana ke masyarakat dengan iming-iming bunga atau refund uang yang tinggi.   

Negeri Ini Dikepung Makanan dan Minuman Beracun

Negeri Ini Dikepung Makanan dan Minuman Beracun
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom OPINI Harian Analisa Medan, 10 April 2015

            Negeri ini dikepung makanan dan minuman beracun! Nyaris setiap hari kita disuguhi berita demi berita tentang ‘kenakalan’ produsen maupun penjual makanan dan minuman yang mencampurkan barang dagangannya dengan bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan. Bahkan di sebuah stasiun televisi ada acara khusus yang menginvestigasi kecurangan para produsen dan penjual makanan dan minuman tersebut.

Delay dan Pertaruhan Reputasi Maskapai

Delay dan Pertaruhan Reputasi Maskapai
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom OPINI Harian Analisa Medan, 25 Februari 2015

“Nafsu besar tenaga kurang” ini bukan slogan iklan obat kuat, tapi menggambarkan betapa kemaruk (serakah) sebuah maskapai penerbangan nasional yang mengalami krisis delay beberapa waktu lalu, bahkan boleh disebut sebagai maskapai ‘langganan’ delay. Iklan di media massa maupun di dunia maya begitu gencar dengan harga tiket murah dan destinasi yang beragam. Tapi pelayanannya tidak memuaskan.

Belajar Menjadi Presiden

Belajar Menjadi Presiden
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom OPINI Harian Analisa Medan, 23 Februari 2015
"Jokowi baru belajar jadi presiden", itulah celetuk Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli (Okezone.com, 19/11/2014). Ungkapan tersebut sebagai kritik terhadap Presiden RI Joko Widodo yang telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu ketika harga minyak dunia turun. Dan ironisnya beberapa hari kemudian, harga BBM diturunkan kembali sampai dua kali.

Begal Motor Beringas Perlu Tindakan Tegas

Begal Motor Beringas Perlu Tindakan Tegas
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom OPINI Harian Analisa Medan, 2 Maret 2015

            Sebelum ada begal motor, pada awalnya kita mengenal gerombolan bersepeda motor (geng motor) hanya sekumpulan anak-anak muda yang suka balapan liar dan kebut-kebutan di jalanan pada malam hari. Suara mesin sepeda motor dibuat sengaja sangat keras memekkan telingga dengan memodifikasi knalpot. Lama-lama kecenderungan anti-sosial ini berubah menjadi tindakan kriminal. Selain meresahkan dan membahayakan pengguna jalan lainnya, geng motor kemudian menjadi musuh masyarakat.

Anggaran Siluman di Setiap Sendi Kehidupan

Anggaran Siluman di Setiap Sendi Kehidupan
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom OPINI Harian Analisa Medan, 9 Maret 2015

            Beberapa minggu ini, pemberitaan nasional diramaikan perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama atau akrab dipanggil Ahok versus DPRD DKI Jakarta. Perseteruan ini disebabkan adanya tudingan Ahok soal anggaran siluman sebesar Rp 12,1 triliun dalam APBD DKI Tahun Anggaran 2015 yang diduga ‘dimainkan’ oleh oknum-oknum tertentu. Perseteruan berbuntut pada ekses politik dan hukum, DPRD DKI menggulirkan hak angket sementara Ahok melaporkannya ke KPK.

Mencermati Celoteh “Ilmuwan Tukang” di Televisi

Mencermati Celoteh “Ilmuwan Tukang” di Televisi
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom OPINI Harian Analisa Medan, 1 September 2014

            Kosakata “ilmuwan tukang” pertama kali diperkenalkan oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang dimuat dalam Majalah Berita Mingguan Gatra Edisi 2 Maret 1996. Gus Dur dalam tulisannya mensinyalir banyak akademisi, ilmuwan, pakar, intelektual, atau pengamat sosial, hukum, politik dsb yang tak obyektif dalam memandang suatu persoalan.

Menyoal Revisi UU MD3

Menyoal Revisi UU MD3
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom OPINI Harian Analisa Medan, 18 Juli 2014

            Di tengah konsentrasi rakyat Indonesia menghadapi Pilpres 9 Juli lalu, ternyata wakil-wakil rakyat kita di Senayan dalam hal ini anggota DPR telah memutuskan kebijakan yang sangat kontroversial. Melalui proses voting dalam sidang paripurna DPR (8/7/2014), mereka merevisi UU No.27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD atau yang kemudian dikenal dengan UU MD3.

Pilpres dan Manipulasi Survei

Pilpres dan Manipulasi Survei
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom OPINI Harian Analisa Medan, 7 Juli 2014

            Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) akan digelar 9 Juli nanti. Tapi sejak April hingga awal Juli berbagai lembaga survei telah mengumumkan hasil jajak pendapat tentang siapa presiden terpilih. Ada yang mempublikasikan pasangan Prabowo-Hatta memenangi Pilpres, tapi yang lainnya mempublikasikan Jokowi-Kalla yang memenangi Pilpres. Mana yang benar?

Saatnya Menyurvei Lembaga Survei

Saatnya Menyurvei Lembaga Survei
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom OPINI Harian Analisa Medan, 12 Juli 2014

            Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) telah usai, hasil resmi siapa pemenangnya baru akan diumumkan KPU pada 22 Juli 2014. Hasil hitung cepat (quick count) Pilpres 9 Juli menghadirkan sejumlah fenomena politik baru di tanah air. Kredibilitas kinerja lembaga survei dipersoalkan karena ada sejumlah hasil quick count dari lembaga survei yang mempublikasikan hasil yang berbeda-beda. Masing-masing pihak pun saling klaim kemenangan berdasarkan hasil hitung cepat tersebut.

Selamat Datang Oligarki !

Selamat Datang Oligarki !
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom OPINI Harian Analisa Medan, 10 Oktober 2014

Sudah enam puluh sembilan tahun kita merayakan usia kemerdekaan, dan enam belas tahun usia reformasi, namun kita belum sepenuhnya menjadi negara demokrasi. Bagaimana mungkin kita menyatakan diri sebagai negara demokrasi, jika dalam kenyataannya, oligarki yang berkuasa. Demokrasi yang kita praktikkan selama ini hanya menyediakan “panggung” bagi bertakhtanya oligarki.

Ada ‘Serigala’ di Sekolah

Ada ‘Serigala’ di Sekolah
Oleh : Fadil Abidin

            Ada ‘serigala’ di sekolahku. Sebagai guru SD pada mulanya saya tidak percaya ada ‘serigala’ berkeliaran di beberapa kelas di sekolah tempat saya mengajar. Ini lembaga pendidikan yang mendidik manusia agar menjadi manusia seutuhnya, bukan sirkus yang hendak mendidik binatang bertingkah laku layaknya manusia atau sebaliknya. Fenomena munculnya ‘serigala’ adalah jika tidak ada guru di dalam kelas maka akan terdengar lolongan serigala. Lolongan itu kemudian disahuti lolongan lain, berarti banyak ‘serigala’ di dalam kelas tersebut.

Louhan, Anthurium, Batu Akik dan Economic Bubble

Louhan, Anthurium, Batu Akik dan Economic Bubble
Oleh : Fadil Abidin

            Meminjam istilah futurolog Alvin Toffler, masyarakat dunia ketiga, termasuk Indonesia adalah masyarakat yang mudah terkejut (shock). Orang yang mudah terkejut biasanya akan gampang terkena sindrom latah. Latah mengikut-ikut apa saja yang dikatakan, dilakukan, dan dipakai orang lain tanpa perlu berpikir logis, sehingga kemudian terjadi latah berjamaah.

Meluruskan Istilah “86”

Meluruskan Istilah “86”
Oleh : Fadil Abidin

            “Delapan enam, Ndan. Delapan enam, lapan enam, Ndan.'' Demikian suara pembuka acara di sebuah stasiun televisi swasta tentang sepak terjang aparat kepolisian dalam memberantas kejahatan. Suara yang sama juga sering kita dengar dari handy talky milik polisi. Istilah delapan enam, lapan enam atau dalam angka ditulis ''86'' adalah salah satu kode atau sandi yang harus dipahami oleh semua anggota polisi.

Menangkis Pengaruh ISIS

Menangkis Pengaruh ISIS
Oleh : Fadil Abidin

            Beberapa bulan lalu, beberapa kota besar di Indonesia ada pawai dan pengumpulan massa untuk mendukung ISIS. Mereka bebas berorasi dan menggelar rapat umum di tempat-tempat terbuka. Ada yang sekadar ikut-ikutan tanpa mengetahui secara pasti apa itu ISIS.

Mengurangi Ketimpangan Subsidi Energi

Mengurangi Ketimpangan Subsidi Energi
Oleh : Fadil Abidin

Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter. Sehingga harga premium dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 dan harga solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500. Kenaikan harga BBM berlaku sejak 18 November 2014 lalu, dengan kenaikan tersebut pemerintah menghemat anggaran subsidi sekitar Rp 100 triliun.

Meretas Kenaikan Harga Beras

Meretas Kenaikan Harga Beras
Oleh : Fadil Abidin

            Sebagai guru Sekolah Dasar menghadapi anak-anak lugu nan belia dengan pertanyaan-pertanyaan kritis terkadang membuat saya sulit menjawab dengan tepat. Seperti sebuah pertanyaan,”Negara kita adalah negara agraris, tapi mengapa harga beras mahal, Pak?”

Televisi dan Distorsi Informasi

Televisi dan Distorsi Informasi
Oleh : Fadil Abidin

Sejak kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun lalu dunia televisi di tanah air seolah-olah terpolarisasi menjadi tiga kutub. Satu kutub terafiliasi memihak kepada capres dan cawapres Prabowo-Hatta, satu kutub yang memihak capres dan cawapres Jokowi-Jusuf Kalla, dan satu kutub yang ‘netral’, dalam arti tidak terlalu perduli dengan kegaduhan politik yang ada.