‘Selfie’ Kata
Terpopuler Tahun 2013
Oleh :
Fadil Abidin
Dimuat di OPINI Harian Analisa
Medan, 28 Desember 2013
Selfie merupakan singkatan dari “self-potrait”, sedangkan www.urbandictionary.com baru
mendefinisikan selfie sekitar Oktober 2012, dengan terjemahan bebasnya: sebuah
potret yang diambil sendiri, dan diniatkan untuk diunggah ke Facebook, Twitter, Instagram, My Space, Path,
Pinterest, atau berbagai media jejaring sosial lainnya.
Sebenarnya, kegiatan memotret diri sendiri bukan hal yang baru setelah
ditemukan telepon selular yang dilengkapi kamera atau gadget terbaru seperti
smartphone dan tablet. Dahulu memotret diri sendiri dengan menggunakan kamera
yang dilengkapi timer (pengukur waktu). Kamera diletakkan berhadapan di atas
meja, lensa diarahkan ke objek (diri sendiri yang akan difoto). Jika kurang
tinggi, kamera diletakkan di atas tumpukkan buku. Timer disetel kira-kira 30
detik, dan kita harus cepat-cepat di posisi yang pas agar bisa difoto sesuai
dengan keinginan.
Penulis dulu sering melakukan selfie, hasil foto biasanya diberikan
kepada sahabat-sahabt pena. Alasan melakukan selfie karena bisa difoto tanpa
merasa sungkan dan malu ketika akan bergaya. Selain itu murah karena tidak
perlu berfoto di studio, harap maklum biasanya penulis akan meminta 2 atau 3
‘petikan’ film terakhir dari orang yang meminjam kamera.
Zaman berubah, dulu potret diri disebar ke sahabat-sahabat pena. Kini
potret selfie diunggah ke berbagai media jejaring sosial. Semakin canggih
teknologi informasi dan komunikasi, maka interaksi sosial secara bertatap
langsung (face to face) semakin tereduksi. Selfie pun menjadi gejala narsisme
yang massal di tengah egoisme individualistik. Maka potret umum sebuah selfie
adalah Anda
bisa melihat lengan seseorang memegang kamera, sehingga bisa menjelaskan bahwa
dia tak punya teman di sekitarnya yang bisa membantu untuk mengambil gambar.
Selain karena
pengaruh kehadiran gadget canggih, peran sosial media juga begitu dominan dalam mengangkat tren ini. Apalagi
situs-situs jejaring sosial
itu juga berlomba memberikan layanan fitur upload (unggah) foto bagi para penggunanya.
Facebook merupakan pelopor dan
pemimpin pasar untuk layanan ini. Juga
ada Instagram, Path, dan Pinterest.
Twitter, meski agak terbelakang, juga telah menyediakan layanan serupa.
Aksi narsis
selfie juga ditengarai sebagai kebutuhan terhadap sebuah eksistensi para
pengguna sosial media
di dalam komunitasnya. Maka
dalam suasana apapun dan di manapun akan difoto. Sarapan pagi berfoto, di mal
berfoto, liburan berfoto, bahkan ketika akan tidur disempatkan berfoto. Selain
dapat menjadi bahan obrolan dan komunikasi dengan sesamanya, aksi narsis
semacam itu juga untuk memperlihatkan daya magnetnya dalam upaya mendapatkan banyak pengikut (followers) di facebook.
Kata Populer
Semakin canggihnya fitur kamera telepon seluler atau smartphone rupanya menjadi media untuk menyalurkan sifat
narsisme seseorang. Tak heran, selfie,
sebutan untuk aktivitas memotret wajah sendiri dengan kamera smartphone menjadi
kata paling populer tahun 2013.
Gelar tersebut
diberikan oleh Oxford Dictionaries, di mana penggunaan kata "selfie" dilaporkan meningkatan
sebanyak 17.000% dibandingkan di tahun 2012. Fenomena ini dianggap sebagai tren
mainstream di sosial media. Menurut
Direktur Redaksi Kamus Bahasa Inggris Oxford Judy Pearsall, "selfie"
muncul kali pertama di forum media sosial Australia. Kata itu di-posting
pada September 2002.
Sebenarnya
sudah banyak yang dilakukan
para pengguna media jejaring sosial yang mengunggah potret selfie mereka agar
memperoleh perhatian yang luas. Namun aksi narsis Obama-Cameron-Schmidt mungkin merupakan
selfie yang paling terkenal di seluruh dunia. Presiden Barack
Obama tertangkap kamera sedang mengambil foto diri (selfie) bersama
Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Perdana Menteri Denmark Helle
Thorning-Schmidt saat duduk di antara hadirin di upacara penghormatan terakhir
bagi Nelson Mandela di Afrika Selatan (10/12/2013).
Foto-foto mereka sedang ber-selfie itu beredar luas dan memicu
kehebohan di dunia maya.
Dalam beberapa foto, tampak Michelle Obama melihat ke sisi
lain, seakan-akan dia tidak percaya perilaku orang-orang yang duduk di
sebelahnya. Sejumlah kritikus
berkomentar bahwa aksi selfie tiga pemimpin itu bercita rasa buruk berdasarkan
konteks lokasi pengambilannya. "Jadi, Obama & Cameron & PM
Denmark menampilkan level yang sama dengan remaja usia 14 tahun di bus sekolah,"
komentar seseorang di akun Twitter-nya.
Tak hanya Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan koleganya
yang ikut-ikutan tren selfie dengan
berfoto ria menggunakan ponsel. Sebuah
foto selfie yang diunggah di
akun twitter milik PM Malaysia Nazib Razak, memperlihatkan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dan
PM Malaysia tersebut juga ramai diperbincangkan di dunia maya di kedua negara. Tidak
jelas siapa yang mengambil foto tersebut, apakah SBY atau Najib. Hanya, foto
tersebut berasal dari kicauan PM Malaysia di akun Twitter @NajibRazak yang
dipastikan sebagai akun resminya karena telah diverifikasi Twitter.
Foto
tersebut diunggah pada 19/12/2013
dengan kicauan,"With Presiden @SBYudhoyono today,"
tulis Najib di tweet-nya, sebagai keterangan foto tersebut. Tampak di
foto, kedua pemimpin negara tersenyum saat mengambil foto diri sendiri di
sebuah kendaraan terbuka yang biasa dipakai untuk berkeliling lingkungan
Istana. Di latar belakang terlihat wajah Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Fenomena Baru
Foto selfie kini jadi tren dan fenomena baru
di dunia maya khususnya
media sosial.
Jutaan orang mengunggah foto narsis mereka dengan gaya di depan cermin atau
memakai kamera telepon seluler. Selfie menjadi cara baru dalam berkomunikasi
agar bisa diterima secara luas. Bagaimana cara menvisualisasikan dan
menempatkan diri di komunitas
dengan terus mengupdate (memperbarui) foto dan kegiatan.
Salah satu sifat
manusia adalah ingin dikenal
secara luas dengan kecenderungan yang terus mencoba untuk mencuri
perhatian sesama khususnya lawan jenis. Fenomena ini sudah terjadi sejak zaman
dulu. Jika orang pada masa itu memakai lukisan, lalu kemudian digunakan foto cetak pada era ‘sahabat pena’
dengan perantaraan surat dan pos. Kini foto-foto tersebut berbentuk digital, yang bisa diunggah dan
diunduh kemudian disimpan dalam komputer, laptop, tablet, ponsel, dan
flashdisk.
Bagi
sebagian orang, pencantuman potret selfie di media jejaring sosial, selain untuk
menarik perhatian juga untuk menambah kepercayaan diri dan tunjukkan ke
khalayak seberapa keren mereka.
Motif seperti sebenarnya mempunyai risiko juga, jika pengguna berharap postingan “Like” dan komentar bagus atas foto selfie-nya, maka kepercayaan
diri bakal meningkat. Akan tetapi jika tidak mendapat keduanya, bisa jadi
kepercayaan dirinya bakal turun.
Foto-foto Selfie kini membanjir di semua media sosial. Jika diperhatikan, aksi memotret diri sendiri
di depan kamera sejatinya sudah terjadi bahkan sebelum istilah selfie muncul atau populer.
Jadi, jangan
kehilangan kata untuk kegiatan memotret diri sendiri, khususnya dengan
menggunakan ponsel pintar atau kamera web kemudian mengunggah hasil foto itu ke
laman media jejaring sosial.
Selfie sudah mewabah, kalau
sudah begini, pantaslah kalau selfie disebut
sebagai "word of 2013". Semua orang demam selfie.