1 Desember Hari AIDS Sedunia
Kita Bisa Kena Tapi Kita Bisa Juga Mencegah
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat di Harian Analisa Medan, 1 Desember 2008
Virus AIDS diperkirakan sudah berada di antara manusia sejak 100 tahun lalu,atau satu dekade lebih lama dibanding dugaan para peneliti.Menurut studi analisa genetis terbaru,HIV sudah muncul antara tahun 1884 dan 1924,dengan perkiraan paling mendekati adalah tahun 1908.
Sebelumnya para ilmuwan memperkirakan HIV mulai muncul tahun 1930.Namun AIDS baru di-kenal resmi tahun 1981 saat penyakit hilangnya kekebalan tubuh ini mendapat perhatian pejabat-pejabat kesehatan masyarakat di AS karena sudah banyak memakan korban.
Sebelumnya para ilmuwan memperkirakan HIV mulai muncul tahun 1930.Namun AIDS baru di-kenal resmi tahun 1981 saat penyakit hilangnya kekebalan tubuh ini mendapat perhatian pejabat-pejabat kesehatan masyarakat di AS karena sudah banyak memakan korban.
Para peneliti menggarisbawahi bahwa tahun kemunculan HIV itu seiring dengan muncul-nya kota-kota di Afrika.Mereka yakin,pembangunan kawasan ikut andil dalam kemunculan dan penyebaran HIV.Disebutkan bahwa HIV merupakan turunan dari virus simpanse yang berpindah ke manusia di Afrika,terutama ketika manusia mulai memakan kera besar itu.Beberapa orang mungkin terinfeksi dengan cara tersebut,namun banyak yang tidak menyadari apa yang menim-panya.Ketika kota makin tumbuh dan orang-orang hidup lebih berdekatan serta prostitusi ber-munculan,maka penyebaran HIV mulai cepat.Cara hidup di kota membuat HIV menyebar lebih cepat karena virus itu lebih mudah berpindah dari satu orang ke orang lain.
Adapun temuan itu didasari pada sampel HIV yang diambil dari seorang perempuan di Kinshasa tahun 1960.Ini adalah sampel kedua yang ditemukan sebelum tahun 1976,sedangkan sampel lainnya didapat tahun 1959,juga dari Kinshasa.Berdasar fakta bahwa HIV bermutasi de-ngan cepat,maka dua contoh virus itu dibandingkan.Perbedaannya materi genetisnya dihitung mundur dengan mempertimbangkan seberapa lama keduanya memerlukan waktu untuk tumbuh menjadi sesuatu yang berbeda.Akhirnya ditemukan kapan keduanya terpisah dari nenek moyang yang sama.
Selain menggunakan dua sampel dari Kinshasa,para peneliti membandingkannya pula de-ngan 100 sampel virus modern untuk menciptakan pohon keluarga sehingga ditemukan nenek moyang awalnya.Dan muncullah tahun 1884 hingga 1924.Dikatakan para peneliti,tak menghe-rankan bila virus HIV ternyata sudah beredar lama sebelum akhirnya dikenali.Pasalnya infeksi yang ditimbulkan seringkali memerlukan waktu beberapa tahun untuk menghasilkan gejala-geja-la sakit.Selain itu,pada awal kemunculannya,ia hanya menginfeksi sedikit saja orang di Afrika (sumber : AP 2/10/08).
Kasus AIDS di Indonesia
Data terbaru menyebutkan bahwa kasus AIDS di Indonesia ternyata lebih banyak terjadi pada kaum pria.Dari total 12.688 kasus yang tercatat sejak 1 Januari 1987 hingga 30 Juni 2008, AIDS lebih banyak dialami pria yakni mencapai 9.963 kasus.Sebanyak 2.658 kasus dialami wa-nita dan 65 kasus lainnya tidak diketahui jenis kelaminnya.
Menurut rincian yang diungkap Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Pu-sat dan sesuai data yang dilaporkan ke Departemen Kesehatan RI,secara kumulatif jumlah pasien terinfeksi HIV dan kasus AIDS di Indonesia sejak awal 1987 hingga 30 Juni 2008 mencapai 18.963 kasus.Pasien yang terinfeksi HIV tercatat 6.277 kasus,AIDS mencapai 12.686 kasus,dan pasien yang telah meninggal dunia sebanyak 2.479 orang.
Pada pria,kasus AIDS lebih banyak terjadi karena penularan melalui penggunaan jarum suntik narkoba (IDU) dengan jumlah kasus mencapai 5.797.Sedangkan pada perempuan, penu-laran melalui IDU mencapai 404 kasus.Secara kumulatif,kasus HIV/AIDS memang kebanyakan terjadi karena penggunaan jarum suntik narkoba (6.237 kasus),disusul heteroseksual (5.438 ka-sus),homo-biseksual (482 kasus),transmisi perinatal/kelahiran (228 kasus),tranfusi darah (10 ka-sus),dan tidak diketahui penyebabnya (291 kasus).
Berdasarkan data Depkes tersebut,jumlah kasus baru yang dilaporkan pada tahun 2008 hingga Juni mencapai 1.758 kasus,sedangkan pada tahun 2007 lalu dilaporkan sebanyak 3.783 kasus HIV/AIDS baru,dan tahun 2006 sebanyak 3.859 kasus baru.Dalam triwulan April-Juni 2008 dilaporkan terdapat tambahan kasus AIDS dan pengidap infeksi HIV positif untuk HIV sebanyak 148 kasus, dan AIDS 919 kasus.Provinsi yang melaporkan kasus baru AIDS itu,di an-taranya Sulawesi Selatan sebanyak 155 kasus baru,Papua 110 kasus baru,Bali (90 kasus),Jatim (66),Jateng (33),DKI Jakarta (47),Sumbar (30),Jambi (19),dan beberapa provinsi lainnya mela-porkan kasus baru antara satu hingga lebih lima kasus.
Sedangkan menurut golongan umur,proporsi terbesar terdapat pada kelompok usia 20-29 tahun yaitu sebanyak 53 persen.Dari segi epidemi HIV/AIDS terbagi dalam tiga kategori yakni low level (kasus yang berjumlah sedikit),concentrated level (dikalangan atau diwilayah tertentu terdapat kasus melebihi lima persen),dan generalized level ( sudah meluas dalam masyarakat umum).Meski secara nasional kasus HIV/AIDS masih tergolong kasus low level,tetapi pada se-jumlah wilayah di Indonesia seperti di Papua kasus ini telah masuk kedalam generalized level. Di wilayah ini sekitar 43 persen infeksi HIV baru terjadi pada ibu-ibu rumah tangga yang justru bukan pekerja seks komersial.Dan yang lebih menyedihkan,banyak penderita HIV/AIDS yang ti-dak mengetahui bahwa dirinya mengidap/tertular penyakit tersebut,sehingga rantai penularan vi-rus ini semakin terus berkembang.Untuk itu,mengenal HIV/AIDS secara lebih dekat akan mem-bantu kita dalam mencegah dan memutus rantai penularan virus tersebut.
Apa itu HIV/AIDS?
HIV merupakan singkatan dari Human Imunnodeficiency Virus adalah virus yang menu-runkan dan merusak sistem kekebalan tubuh manusia.Setelah beberapa tahun jumlah virus sema-kin banyak dan berkembang di dalam tubuh sehingga sistem kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Sedangkan AIDS merupakan kependekan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.Ketika kekebalan tubuh seseorang telah sangat berkurang maka semua penyakit dapat masuk kedalam tubuh dengan mudah dan cepat.Lalu apa beda HIV dengan AIDS ? Sese-orang yang baru terpapar HIV belum dikatakan AIDS.Orang yang baru terinfeksi HIV belum menampakkan gejala-gejala penyakit.Lama-kelamaan setelah sistem kekebalan tubuhnya sema-kin berkurang dan telah muncul berbagai penyakit-penyakit barulah orang tersebut dikatakan menderita AIDS.
HIV dapat ditularkan melalui media : darah,cairan sperma dan cairan vagina.Cara penu-laran HIV dapat melalui : (1) Hubungan seksual tanpa perlindungan (kondom) dengan orang yang terinfeksi HIV (2) Transfusi darah yang tercemar HIV (3) Penggunaan jarum suntik,tindik, tato,pisau cukur secara bersama-sama/yang sebelumnya telah digunakan oleh orang yang ter-infeksi HIV,cara-cara ini dapat menularkan HIV karena terjadi kontak darah (4) Ibu Hamil kepa-da anak yang dikandungnya; (a) Antenatal : yaitu saat bayi masih berada di dalam rahim melalui plasenta (b) Intranatal : yaitu saat proses persalinan,bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina (c) Postnatal : yaitu setelah proses persalinan,melalui proses menyusui.Di negara berkembang,25-35 % dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi HIV tercatat tertular HIV,dan 90 % bayi dan anak yang tertular HIV tertular dari ibunya.
Perilaku beresiko tinggi yang menularkan HIV/AIDS antara lain seseorang yang memi-liki banyak pasangan seksual/berganti-ganti pasangan atau mempunyai pasangan yang memiliki banyak pasangan lain.Berhubungan seks melalui dubur/anus,oral maupun vagina tanpa perlindu-ngan dengan orang yang beresiko tinggi mengidap HIV/AIDS misalnya PSK atau pelaku homo-seksual.Menggunakan jarum suntik dan peralatan yang sudah tercemar HIV secara bersama-sama,yang tidak steril/belum disterilkan.
Ada 5 cara untuk mencegah penularan HIV dengan metode ABCDE,yaitu (A) Abstinence : Anda tidak melakukan hubungan seks beresiko tinggi (B) Be faithful : bersikap saling setia de-ngan istri/suami atau pasangan hidup Anda (C) Condom : cegah dengan menggunakan condom secara konsisten dan benar (D) Drugs : hindari pemakaian narkoba suntik (E) Equipment : mintalah pelayanan kesehatan dengan peralatan steril,misalnya jarum suntik,alat donor/transfusi darah,pisau/alat bedah dan sebagainya.
Secara kasat mata kita tidak akan tahu apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak tanpa melakukan tes HIV/AIDS lewat pemeriksaan darah orang yang bersangkutan.Tes HIV berfungsi untuk mengetahui adanya antibodi terhadap HIV atau mengetes adanya antigen HIV dalam da-rah.Tes HIV yang biasa dilakukan antara lain : Tes Elisa,Tes Western Blot,dan Tes Dipstik.Hasil tes Elisa positif perlu dikonfirmasi (ulang) dengan metode Western Blot yang mempunyai spesi-fitas dan akurasi yang lebih tinggi.
Perlu diketahui HIV/AIDS tidak tertular melalui : bersentuhan dengan pakaian dan tem-pat yang habis dipakai oleh pengidap HIV/AIDS (seperti kamar mandi,toilet umum).Pengidap HIV/AIDS bersin atau batuk di dekat kita,air mata dan keringat.Gigitan nyamuk atau serangga lainnya.Piring makan dan gelas minuman.Bersamaan,mengobrol,memeluk,mencium pipi.Hidup serumah dengan ODHA (orang dengan HIV/AIDS),asal tidak melakukan hubungan seksual dan tidak memakai sikat gigi atau pisau cukur bersama-sama.
Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu.Obat-obatan yang selama ini digunakan hanya berfungsi untuk menahan perkembang-biakan virus HIV dalam tubuh,bukan menghilangkan HIV dari dalam tubuh.Obat untuk HIV/ AIDS yang ada adalah obat antiretroviral dan obat untuk infeksi oportunistik.Obat antiretroviral adalah obat yang dipergunakan untuk retrovirus seperti HIV guna menghambat perkembangbiak-an virus.Obat-obatan yang termasuk antiretroviral yaitu AZT,Didanoisne,Zaecitabine,Stavudine. Obat infeksi oportunistik adalah obat yang digunakan untuk penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya kekebalan tubuh.Yang penting untuk pengobatan oportunistik yaitu menggu-nakan obat-obat sesuai jenis penyakitnya,contoh obat-obat anti TBC dan lain-lain.
Dengan mengenal HIV/AIDS,baik itu cara penularan,pencegahannya,maupun pengobat-annya diharapkan dapat merubah perilaku individu maupun masyarakat menjadi lebih waspada dan bertanggung jawab dalam menyikapi masalah HIV/AIDS,serta dapat bersikap rasional dan bijaksana dalam menghadapi ODHA.Karena setiap orang bisa kena baik dengan sengaja atau tidak sengaja.Kita bisa kena tapi kita bisa juga mencegah dan mencegah lebih baik daripada mengobati.***