Masa Remaja Masa Pancaroba


Memperingati Hari Remaja Sedunia 12 Agustus
Masa Remaja Masa Pancaroba
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat di Harian Anaisa, 13 Agustus 2008

          Remaja adalah suatu tingkat umur,di mana anak-anak tidak lagi disebut anak-anak,akan tetapi belum dipandang dewasa.
            Benarkah masa remaja adalah masa hura-hura? Masa penuh tawa canda? Masa santai dalam meluangkan setiap waktu? Atau justru masa remaja adalah masa kecemasan? Masa serius untuk mempersiapkan masa depan? Tapi yang pasti masa remaja adalah masa penentuan untuk menentukan langkah ke tahapan berikutnya.Untuk itu jangan pernah lengah sedikitpun.
            Remaja sering dikatakan pada masa transisi,yakni sedang mengalami masa pancaroba atau masa peralihan dari masa anak-anak kepada masa dewasa.Dalam masa ini,seorang remaja harus punya pertanyaan tentang dirinya : siapa aku,akan menjadi apa,pekerjaan apa yang sesuai, siapa yang akan menjadi pasangan hidup,akan menjadi orang tua seperti apa dan sebagainya.
            Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan timbul dalam benak setiap remaja untuk mencari identitas dirinya.Pertanyaan tersebut bisa menjadi kecemasan atau bisa pula menjadi pemacu semangat dan inisiatif untuk meraih kehidupan yang lebih baik di masa depan.
            Pertanyaan siapa aku,akan menuntun remaja ke dalam pencarian identitas diri.Apa bakat, keahlian,kecenderungan,hobi dan keinginan atau cita-cita yang harus diwujudkan.Di sinilah peran idola bagi remaja menjadi menentukan.Ada yang mengidolakan selebritis,maka ia ber-mimpi ingin menjadi selebritis pula.Ada yang ingin seperti Donald Trump atau Bill Gates.Ada yang mengidolakan para politikus atau negarawan dan sebagainya.Idola-idola ini akan sedikit banyak mempengaruhi remaja dalam mengidentifikasi dirinya.
            Pertanyaan akan menjadi apa, membuat remaja harus mempersiapkan dirinya.Contoh-nya,dia ingin menjadi dokter.Jadi pasti ia tidak akan memilih jurusan IPS ketika duduk di SMA. Pertanyaan ini akan berangkai dengan pemilihan pekerjaan apa yang sesuai dengan keinginan, kemampuan dan juga kesempatan.Terkadang ada yang tidak sinkron,ada yang tamatan Fakultas Kedokteran tapi begitu lulus ia malah mendirikan sebuah Bimbingan Belajar yang sukses di kota Medan ini.Taufik Ismail misalnya,seorang dokter hewan alumni IPB Bogor malah menjadi penyair dan sastrawan.Ada juga teman kita yang tamatan Fakuktas Teknik tapi lebih memilih jalan hidup sebagai penulis cerpen.Ini sah-sah saja dan tak usah merasa bersalah karena pendidikan yang kita tempuh ternyata berbeda dengan profesi yang kita geluti.
Tapi ada pula yang berani mengambil sikap,Steve Jobbs pendiri Apple Computer dan Bill Gates pendiri Microsoft yang keduanya adalah manusia tersukses dan terkaya di dunia berani mengambil keputusan untuk drop out dari kuliah karena merasa kuliah yang mereka jalani tidak sejalan dengan cita-cita mereka.Mereka menganggap kuliah hanya buang-buang uang jadi lebih baik mewujudkan impian mereka sesegera mungkin.Dan mereka berhasil.Jadi buat remaja yang tidak bisa melanjutkan kuliah atau drop out kuliah karena tidak adanya biaya jangan kecil hati. Orang-orang sukses tidak tergantung pada tingkat pendidikan.Tapi kemauan dan keuletan yang menjadi faktor utama.Galilah kemampuan dan kelebihan yang ada pada diri kita masing-masing. Dan itu pasti ada karena setiap manusia diciptakan Tuhan lengkap dengan kekurangan dan kele-bihannya masing-masing.
Dan ini menjadi pertanyaan favorit bagi para remaja,siapa yang akan menjadi pasangan hidup.Boleh dibilang di masa remaja inilah kita mulai merasa tertarik dengan lawan jenis,baik secara sosial maupun seksual.Ini adalah hal yang wajar seiring dengan pertumbuhan fisik-biologis.Manusia seperti kata Aristotles adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk melengkapi hidupnya.Boleh dibilang masa remaja adalah “masa pacaran”.
Tapi harus diingat,pacaran sesungguhnya adalah salah satu bentuk relasi hubungan antara dua manusia atau individu yang berbeda.Jadi pacaran lebih mengarah kepada hubungan sosial bukan seksual.Dan disinilah letak kesalahannya sehingga pacaran lebih dipandang sebagai hal yang negatif dan merugikan karena ada juga remaja yang berpacaran orientasinya hanya seksual melulu.Seks memang perlu bahkan harus diketahui oleh setiap remaja tapi bukan untuk disalah-gunakan.Di Indonesia sayangnya tidak ada pendidikan seks di sekolah sehingga banyak remaja yang mencari tahu sendiri dan ini sering menjadi salah kaprah.Padahal pendidikan seks diperlu-kan agar remaja terhindar dari bahaya HIV/AIDS,penyakit kelamin,kehamilann dini,mencegah seks pra-nikah dan dampak negatif lainnya.
Pertanyaan di atas kemudian berlanjut kepada,akan menjadi orang tua seperti apa.Di antara para remaja pasti sering membayangkan,bisakah menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak? Sosok figur orang tua baik Ayah atau Ibu sangat mempengaruhi pemikiran ini.Bila dili-hatnya Ayahnya di rumah sangat demokratis dan ia merasa nyaman di dalamnya,maka niscaya ia akan meniru jejak Ayahnya ketika berumah tangga kelak.
Berdasarkan hal di atas,ternyata masa remaja adalah masa yang rumit dan kompleks juga. Di satu sisi kita masih terbayang kepada masa kanak-kanak.Tapi di sisi lain terbentang harapan dan keinginan di masa depan.Perpaduan pemikiran antara kanak-kanak dengan dewasa inilah yang membuat remaja itu unik dan sulit dimengerti.Ada remaja yang pemikiran dan perilakunya masih kekanak-kanakan.Masih suka bermain-main tanpa ingat waktu,belajar atau mengerjakan PR pun harus diingatkan orang tua.Tapi ada pula yang sudah bersikap dewasa,mampu mengatur dirinya sendiri dan mandiri.Kedewasaan seseorang itu sangat dipengaruhi oleh keluarga,ling-kungan,pergaulan,pendidikan dan masyarakat sekitarnya.
Masa remaja adalah masa pancaroba.Hal ini sesungguhnya lebih menggambarkan kepada persiapan untuk menghadapi situasi yang lebih buruk.Dalam keseharian misalnya,para petani atau nelayan sebenarnya lebih cemas ketika memasuki masa pancaroba ini.Yaitu ketika cuaca mendadak bisa berubah-ubah tanpa arah.Pagi terasa cerah tapi menjelang sore terjadi badai. Dibilang musim penghujan tapi panas membakar terik,dibilang musim kemarau tapi hujan deras tiba-tiba kerap datang.Itulah masa pancaroba,masa peralihan dari dua masa musim yang berbeda.              
            Dalam buku Panduan Pas Masa Pubertas karya Didik Hermawan disebutkan ada empat jenis remaja yang bisa dibedakan apakah remaja itu punya motivasi berprestasi atau tidak.Kita bisa bertanya kepada diri sendiri,termasuk pada golongan remaja mana kita berada?
            1. Remaja Luar Biasa
            Mereka adalah remaja yang penuh dengan semangat dan kerja keras untuk mewujudkan cita-citanya.Hari-harinya selalu diisi dengan kegiatan positif.Mereka sangat tidak mau menyia-nyiakan waktunya.Mereka tidak bisa dipengaruhi bahkan merekalah yang memiliki pengaruh  sangat kuat terhadap teman-temannya.Jangan sekali-kali mencoba mereka untuk ‘ngelayap’ hingga larut malam,jika kamu tidak ingin kecewa karena pasti ditolak.
            2. Remaja Biasa Saja
            Mereka adalah kelompok remaja kebanyakan.Mereka juga belajar tapi selalu saja kalah, ketika tiba-tiba ada teman datang dan mengajaknya pergi having fun ,ia nggak bisa menolak.Me-reka juga senang baca atau belajar,tapi selalu saja berhenti ketika tiba-tiba ada acara yang mena-rik di TV.Remaja seperti ini biasanya tidak punya pengaruh kuat,justru ia mudah dipengaruhi oleh teman-teman dan lingkungannya.
            3. Remaja Mengada-ada
            Mereka adalah remaja yang senangnya mengkhayal dan melamun.Kerjanya menengadah ke atas menghitung bintang di langit.Semangat sih besar,tapi tenaga dan usaha kurang.Kalau ngomong dengan teman-teman tentang cita-cita,luar biasa tingginya.Tapi sayang,dia nggak per-nah mau belajar secara tekun.
            4. Remaja Apa Adanya
            Ini adalah tipe remaja yang pasrah kepada nasib.Pokoknya nasib akan membawa ke ma-na,ia ngikut saja.Sikap pasrah ditunjukkan dengan pandangan,“Bagaimana aku bisa sukses se-dangkan aku berasal dari keluarga miskin,aku bukan orang jenius,aku nggak tampan,aku nggak punya kelebihan…” dan berjuta alasan lainnya.Atau ada juga yang bersikap,”Mumpung masih muda,mari bersenang-senang.Ngapain mikir yang susah-susah,harta ortu gue nggak bakalan habis sampai tujuh turunan…”  Jangan sekali-kali mengajak ngobrol tentang masa depan kepada mereka.Mereka pasti akan mengatakan,”Sok lu!” Lebih baik kita agak menjaga jarak bila kita tidak ingin terpengaruh.
            Jadi jelaslah bagi kita semua bahwa masa remaja bukanlah masa santai atau berhura-hura. Masa bermain-main bagi kita telah usai ketika kita meninggalkan masa kanak-kanak.Masa remaja adalah masa untuk belajar bertanggung jawab,terutama kepada diri sendiri.Masa remaja adalah masa untuk belajar memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan,wawasan,keterampilan dan moral yang baik.Tantangan yang dihadapi para remaja masa kini lebih berat dan kompleks ketimbang para remaja di generasai sebelumnya.Jadi bersiaplah!***