OBITUARI
: istri tercinta
Bibir membiru wajah pucat pasi
tiada helaian nafas tiada denyut nadi
kau pun pergi…
inilah akhir kisah
sampai maut memisahkan kita
belum cukup sepuluh tahun kebersamaan kita
belum sempat kau saksikan anak-anak kita tumbuh dewasa
sayang… janji kita
‘tuk menua bersama
sampai kulit keriput di usia renta kita
semua berakhir di sore itu
seandainya maut bersedia menunda
seandainya maut memberi isyarat ketika akan tiba
‘kan kuberikan waktu terbaik untukmu
tak akan kulepas pelukku
seperti permintaan terakhirmu
tapi maut datang terburu-buru
menyelinap diam-diam menjemput ruhmu
meninggalkan jasadmu yang diam membeku
kau tak sempat titip rindu
buat aku dan anak-anakmu
tangisku pecah
air mataku tercurah
awan kelabu melepas kepergianmu
kini dan nanti aku meratapi malam-malam sendiri
sepi dan hampa menusuk hati
pagi itu kulepas jasadmu
seratus lima puluh senti dalam tanah
tanah liat berwarna jingga
berkain kafan putih tanpa jahitan
tertulis namamu di nisan dari kayu
semoga liang lahat ini
menjadi taman surga untukmu
aku hanya bisa berbisik lirih
sayang… semoga kau sabar menantiku
di akhir waktuku.
Medan, 16 Desember 2013
: istri tercinta
Bibir membiru wajah pucat pasi
tiada helaian nafas tiada denyut nadi
kau pun pergi…
inilah akhir kisah
sampai maut memisahkan kita
belum cukup sepuluh tahun kebersamaan kita
belum sempat kau saksikan anak-anak kita tumbuh dewasa
sayang… janji kita
‘tuk menua bersama
sampai kulit keriput di usia renta kita
semua berakhir di sore itu
seandainya maut bersedia menunda
seandainya maut memberi isyarat ketika akan tiba
‘kan kuberikan waktu terbaik untukmu
tak akan kulepas pelukku
seperti permintaan terakhirmu
tapi maut datang terburu-buru
menyelinap diam-diam menjemput ruhmu
meninggalkan jasadmu yang diam membeku
kau tak sempat titip rindu
buat aku dan anak-anakmu
tangisku pecah
air mataku tercurah
awan kelabu melepas kepergianmu
kini dan nanti aku meratapi malam-malam sendiri
sepi dan hampa menusuk hati
pagi itu kulepas jasadmu
seratus lima puluh senti dalam tanah
tanah liat berwarna jingga
berkain kafan putih tanpa jahitan
tertulis namamu di nisan dari kayu
semoga liang lahat ini
menjadi taman surga untukmu
aku hanya bisa berbisik lirih
sayang… semoga kau sabar menantiku
di akhir waktuku.
Medan, 16 Desember 2013
SEPI
Sepi
membawaku pada ujung tak bertepi
sejak kau pergi ....
malam serasa hampa
jangankan bermimpi, tertidur pun tak bisa
aku jadi mengerti mengapa manusia bisa bunuh diri
karena ditikam sepi, ditinggal pergi, atau ditinggal mati
ketika belahan hati tak lagi di sisi
kucoba tabah... tapi terkadang tak bisa
mungkin butuh waktu
sayang… dari dahulu kau tahu
sejak kau pergi ....
malam serasa hampa
jangankan bermimpi, tertidur pun tak bisa
aku jadi mengerti mengapa manusia bisa bunuh diri
karena ditikam sepi, ditinggal pergi, atau ditinggal mati
ketika belahan hati tak lagi di sisi
kucoba tabah... tapi terkadang tak bisa
mungkin butuh waktu
sayang… dari dahulu kau tahu
aku
orangnya
tak bisa tahan menanggung rindu
******************************************************************
SEUSAI BADAI
Badai berlalu tinggalkan awan kelabu
bahteraku setengah karam enggan
berlabuh
aku bagai nahkoda yang tertinggal
sendiri
tanpa kompas dan juru kemudi
lelah berkelana di tengah samudera
adakah pelabuhan kecil di sana?
biarkan sejenak layarku berhenti
terkembang
Tuhan, aku percaya badai itu akan
selalu datang
biarkan topan dan riak gelombang
menerpa
tapi berikanlah kekuatan untuk
menghadapinya
saat ini aku hanya ingin berbaring
di peraduan
memandang bintang gemintang
mencari seberkas bayangan wajahmu di
sana
duhai sayang, sudahkah kau berada di
taman surga?
************************************************************************
SEMUA BERAKHIR
Di sinilah semua berakhir
pada suatu waktu kita bertemu
kita pun membuat kisah sebuah takdir
tahun-tahun terindah yang tiada
mengenal jemu
membangun mimpi merajut asa
tiada kenal lelah kita mewujudkannya
Tapi di sinilah semua berakhir
air mataku tak henti mengalir
melepasmu pergi merenggut separuh
hidupku
nafasku tak akan sama tanpamu
hidupku tak akan sama tanpa kehadiranmu
malam-malamku kan sepi tanpa pelukmu
Di sinilah semua berakhir
pada sebuah nisan tertulis namamu
*************************************************************************
SUNYI BUKANLAH SEPI
/istri
tercinta
Sunyi bagiku bukanlah derita
ia nyanyian pelipur lara
bila kau mengira yang tersisa itu rindu
dalam mimpi kita bisa bertemu
bagiku sunyi bukanlah sepi
ia waktu untuk merenung diri
bila bagimu sunyi itu tanpa sua
biarlah kuanggap penyembuh luka
seperti halnya diriku sebelum kehadiranmu
selalu dipukau sepi sejak dahulu
tapi ketika kau pergi
mengapa tangisku tak mau henti?
Medan,
16/12/2013
******************************************************************************
RINDU
bila hatimu beranjak rindu, aku tahu
bila hatimu bergetar cinta, aku merasakannya
bagai ombak menghempas, kudengar derunya
bagai jantung berdebar, kudengar detaknya
malam ini,
hujan semakin deras saja
gemuruh angin membias airnya
wajahmu kian samar terlukis di kaca jendela
akankah kini kau semakin jauh?
mimpi-mimpi tak bisa membasuh luka
ketika rindu semakin menikam hati
sayang, akankah kita kan bersama lagi?
**************************************************************************
LUKA AIR MATAMU
dalam ritual luka air matamu
telaga gersang kau kuras jadi batu
bulan patah di ujung kemarau
sementara angin masih saja membawamu
mengembara dalam mimpi
tanpa suara kau pahat kata-kata
jadi prasasti bisu
menghalau segala rindu
aku seperti kumbang
terbang hinggap di layu kembang
seribu tahun kau tak perduli
dengan gelisahku yang setia menanti
************************************************************************
KANVAS BIRU
Kau pun bersandar di bahuku
dalam deras angin senja itu
helai rambutmu mengusik wajahku
aku ingin jadi sepasang mata bagimu
melihat mentari terbenam di ufuk ungu
menemani tidur dalam pembaringan
jelajahi kota-kota seperti gambar dalam
kalender
yang kau gantung pada dinding kamar
langit bagai bentangan kanvas biru
bisa kau lukis apa saja
tentang mimpi dan keinginanmu
dalam deras angin senja itu
kita tinggalkan dermaga
dan jejak-jejak pasir yang membasah
*********************************************************************