Daftar 10 Negara Perusak Lingkungan


Daftar 10 Negara Perusak Lingkungan
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat di Harian Analisa Medan, 6 Maret 2011

            Universitas Adelaide, Australia, mempublikasikan hasil penelitian terbarunya soal lingkungan. Empat negara, yakni Brazil, Amerika Serikat, China dan Indonesia dinyatakan sebagai negara paling berkontribusi besar terhadap kerusakan lingkungan di planet Bumi.
Ada tujuh indikator yang digunakan untuk mengukur degradasi lingkungan, yakni penggundulan hutan, pemakaian pupuk kimia, polusi air, emisi karbondioksida (CO2), penangkapan ikan, dan ancaman spesies tumbuhan dan hewan, serta peralihan lahan hijau menjadi lahan komersial, seperti mal, industri, perkebunan dan perumahan.
Ketujuh indikator ini digunakan untuk dua kriteria. Pertama, degradasi lingkungan secara global, yang dipimpin Brasil. Kedua, dampak kerusakan lingkungan terhadap suatu negara. Untuk kriteria kedua, lebih pesat kemajuan suatu negara, biasanya lebih berat kerusakan lingkungan yang akan ditanggungnya. Singapura jadi yang terburuk untuk kriteria ini.
Ada cukup banyak bukti bahwa peningkatan degradasi lingkungan dan hilangnya habitat spesies hewan dan tumbuhan, pada akhirnya akan berpengaruh pada kelangsungan kualitas kehidupan yang menopang nasib milyaran orang di dunia. ”Semakin kaya suatu negara, semakin besar dampak kerusakan lingkungan," ungkap ketua tim peneliti Universitas Adelaide, Corey Bradshaw, seperti dimuat LiveScience, 7 Mei 2010. Berikut daftar negara paling berkontribusi dalam perusakan lingkungan.
1. Brasil
Dari semua tujuh kategori yang dipertimbangkan untuk hasil penelitian ini, Brasil berada dalam semua peringkat sepuluh besar dalam kategori penyumbang kerusakan terbesar di Bumi, kecuali penangkapan ikan di laut. Peringkat 1 untuk kehilangan hutan alam, tempat ke-3 untuk menggunakan pupuk, posisi 4 untuk spesies terancam dan penghasil emisi CO2, dan tempat ke-8 untuk polusi air.
Untuk apakah perusakan lingkungan yang luar biasa ini ditujukan? Sebagian besar kerusakan hutan di Brasil terkait erat dengan hutan hujan Amazon yang luas. Pembukaan lahan untuk kepentingan komersial, kebijakan pemerintah salah arah yang tidak sesuai proyek Bank Dunia. Ditambah eksploitasi komersial sumber daya hutan menjadi lahan kedelai, tanaman kakao, perkebunan dan peternakan.
2. USA
Anda mungkin akan berpikir, dengan semua kecerdasan, kecanggihan teknologi, hukum yang sangat ketat dan didukung sumber daya negara ini, akan menurunkan peringkat mereka sebagai negara penyumbang kehancuran bumi terbesar kedua di dunia,  ternyata tidak ! Meskipun Amerika menempati peringkat 211 terbaik untuk konversi tempat tinggal dan melestarikan alam, namun banyak perilaku buruknya yang melampaui negara-negara lain. Dalam hal ini Amerika adalah pengguna terbesar pertama dalam penggunaan pupuk dan nitrogen, fosfor dan potassium (NPK). Penggunaan pupuk yang berlebihan mengakibatkan pencemaran bahan kimia ini ke dalam air tanah, bahkan mengubah atau menghancurkan habitat alam. Amerika Serikat peringkat 1 penghasil emisi gas CO2, peringkat 2 sebagai tempat polusi air, tempat ke-3 untuk penangkapan ikan di laut, dan urutan 9 untuk spesies terancam.
3. China
Perairan pesisir China semakin tercemar oleh segala sesuatu mulai minyak, pestisida, dan limbah. China menduduki peringkat 1 untuk pencemaran air. Di Cina, 20 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum bersih, lebih dari 70 persen dari danau dan sungai tercemar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini memperkirakan bahwa hampir 100.000 orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang bersumber dari polusi air.
Di China, kepentingan pembangunan ekonomi selalu lebih diutamakan ketimbang usaha pelestarian dan perlindungan lingkungan. China merupakan pemakai energi listrik, gas, BBM dan bahan bakar fosil termasuk batubara terbanyak di dunia untuk menggalakkan industrinya. China menyumbang gas CO2 terbanyak kedua di dunia. 
4. Indonesia
Menurut Global Forest Watch, Indonesia adalah wilayah padat hutan pada tahun 1950, namun 40 % dari hutan yang ada pada tahun 1950 tersebut telah hilang hanya dalam waktu 50 tahun berikutnya. Jika dibulatkan, Hutan hujan tropis di Indonesia jumlahnya jatuh dari 162 juta ha menjadi hanya 98 juta ha saja. Indonesia menempati peringkat 2 untuk hilangnya hutan alam dan peringkat 3 untuk spesies terancam. Indonesia menempati peringkat 3 untuk emisi CO2, urutan 6 untuk penangkapan ikan di laut, ranking 6 untuk penggunaan pupuk, dan urutan 7 untuk pencemaran air. Saat ini hampir 70 persen sungai, danau dan pantai di Indonesia tercemar, baik karena limbah industri maupun rumah tangga.
5. Jepang
Jepang menempati peringkat 3 untuk penangkapan ikan di laut. Jepang dikenal sebagai negara pemburu paus, ikan hiu, tuna dan berbagai jenis ikan lainnya. Jepang selalu dituding sebagai negara penyebab langkanya beberapa jenis ikan di laut. Jepang juga dianggap sebagai penyebab langkanya jumlah ikan tuna sirip biru di Atlantik. Setelah moratorium penangkapan ikan paus komersial pada tahun 1986, pemerintah Jepang mulai lagi dengan "penangkapan ikan paus untuk tujuan penelitian" pada tahun berikutnya, penelitian ini didokumentasikan dengan berakhirnya daging ikan paus tersebut di piring-piring sashimi.Jepang menempati peringkat 5 untuk konversi habitat alam dan pencemaran air, dan urutan 6 sebagai penghasil gas CO2.
6. Meksiko
Meksiko memiliki lebih banyak spesies tanaman dan hewan dari hampir semua negara lain: 450 jenis mamalia (Brasil, yang luasnya lebih dari dua kali Meksiko hanya memiliki 394 jenis mamalia); sekitar 1000 jenis burung, 693 reptil, 285 amfibi dan lebih dari 2000 jenis ikan. Pada tahun 1990-an, banyak spesies yang diketahui sudah terancam: 64 mamalia, 36 burung, 18 reptil, 3 amfibi, dan sekitar 85 ikan. Meksiko tidak bergabung dengan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (CITES), perjanjian internasional utama untuk menghentikan perdagangan tanaman dan binatang yang terancam dan hampir punah, yang mulai berlaku sejak tahun 1975. Mexico adalah  negara Amerika Latin terakhir yang meratfikikasinya. Hal ini menjadikan Mexico menempati peringkat 1 untuk spesies terancam. Juga peringkat 9 untuk kehilangan hutan alam paling banyak di dunia.
7. India
India berada pada peringkat 3 dunia untuk pencemaran air. Hal ini terjadi sebagai dampak meningkatnya persaingan untuk air di berbagai sektor, termasuk pertanian, industri, domestik, minum, pembangkit energi dan lain-lain. Persaingan ini menyebabkan sumber daya alam berharga ini menjadi cepat habis. Polusi air pada negara ini juga menyebabkan penghancuran habitat satwa liar yang hidup di perairan. India menempati peringkat 8 untuk tiga bidang: spesies terancam, penangkapan liar di laut dan emisi CO2.
8. Rusia
Hanya kurang dari separuh penduduk Rusia memiliki akses terhadap air minum yang aman. Limbah kota dam kontaminasi nuklir menambah masalah besar pada sumber air utama. Rusia di posisi ke-4 untuk pencemaran air terburuk. Peringkat 5 terburuk pada kualitas udara dan pembuangan emisi CO2, kualitas udara sama buruknya dengan kualitas air. Ada lebih dari 200 kota yang melebihi ambang batas polusi di Rusia. Peringkat 7 untuk penangkapan liar di laut.
9. Australia
Sekarang sekitar 11,5 persen dari total lahan tanah di Australia kini telah dilindungi oleh pemerintah, lahan ini adalah tempat tumbuhnya banyak pepohonan. Meskipun bertempat di padang pasir gersang, lahan ini dilindungi pemerintah demi mengendalikan tingkat konversi lahan yang mulai tak terkendali. Australia menempati peringkat 7 terburuk dalam hal penggunaan lahan menjadi tempat tinggal, peringkat 9 untuk penggunaan pupuk, dan  urutan 10 untuk kehilangan hutan alam.
10. Peru
Negara Amerika Selatan ini menempati peringkat 10 dari seluruh negara pencipta dampak negatif terhadap lingkungan di dunia. Dari 179 negara, Peru menempati peringkat 2 untuk penangkapan liar di laut dan peringkat 7 untuk penangkapan ilegal spesies yang terancam punah. Penangkapan yang berlebihan dan perdagangan spesies terlarang menjadi penyebab utamanya. Setelah Brasil, Peru merupakan negara urutan 2 dalam laju deforestasi hutan di Amerika Selatan.
Peringkat Indonesia di urutan 4, bukanlah prestasi yang membanggakan, justru sangat memalukan. Indonesia selalu masuk 10 besar negara-negara yang dianggap perusak lingkungan, penebangan hutan, pencemaran air, polusi udara, penambangan yang merusak lingkungan, ilegal logging, ilegal fishing, penangkapan satwa liar dan langka, serta hal-hal buruk lainnya. Dan terakhir, Indonesia masuk 10 besar sebagai negara penyebab terjadinya pemanasan global yang memberikan andil terhadap karut marutnya iklim di planet Bumi saat ini. ***