Keserakahan Kapital yang Berbuah Krisis Finansial


Keserakahan Kapital yang Berbuah Krisis Finansial
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat di Harian Analisa Medan,14 Oktober 2008

John McCain,Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik mengaku baru sadar kalau Wall Street terlalu serakah mengejar keuntungan.Wall Street tidak hanya serakah,tapi juga kelewat banyak memainkan utang,sehingga struktur bisnis di sana gampang runtuh hanya oleh satu kesalahan sepele,mirip rumah kartu yang ambruk hanya oleh satu tiupan.Bahkan banyak ekonom menyebutnya sebagai bubble,gelembung sabun yang mudah pecah.
Bayangkan,total nilai transaksi utang dunia saat ini US$ 700 triliun yang pusatnya ada di Wall Street.Angka ini 10 kali lipat dari pendapatan ( GNP) seluruh negara jika digabungkan. Utang ini telah melewati batas kemampuan sistem ekonomi untuk menyerapnya.Tapi ironisnya, faham ekonomi yang ada seakan tak mampu meramalkan dampak yang ditimbulkannya,padahal tanda-tandanya sudah terlihat setahun silam.Institusi pengawas dan para akademisi gagal meng-antisipasi dan memberi solusi bagi kehancuran ekonomi yang timbulkan oleh utang yang ber-tumpuk-tumpuk ini.Berikut adalah kronologi yang menyebabkan krisis finansial AS,seperti diku-tip dari AFP (22/9/2008).
16 Maret: Bank investasi Bear Stearn kolaps dan dijual murah hanya pada harga US$ 236 juta kepada JP Morgan Chase.Kesepakatan itu 'diotaki' oleh Federal Reserve.
7 September: Departemen Keuangan AS mengambil alih raksasa pembiayaan perumah-an AS,Freddie Mac dan Fannie Mae,sekaligus menjamin utang setiap institusi itu masing-masing hingga US$ 100 miliar.
15 September: Bank investasi terbesar di Amerika Lehman Brothers mendaftarkan pro-teksi kebangkrutan,setelah pemerintah AS menolak untuk mem-bail out.Bank investasi lain, Merrill Lynch akhirnya mencapai kesepakatan dengan Bank of America dalam sebuah rencana akuisisi bernilai US$ 50 miliar.Lembaga pemeringkat menurunkan peringkat utang American International Group (AIG).Perusahaan asuransi terbesar dunia itu harga sahamnya anjlok hingga 60,8%, melanjutkan penurunan yang sudah terjadi sebelumnya.Federal Reserve lalu menyun-tikkan US$ 70 miliar ke pasar.Indeks Dow Jones anjlok hingga 4,42%. Indeks FTSE London merosot 3,92%, CAC Paris anjlok 3,78% dan DAX Frankfurt anjlok 2,74%.
19 September: Pemerintah AS menyelamatkan AIG dengan menyuntikkan US$ 85 miliar, dengan imbalan 79,9% saham perusahaan asuransi itu.Federal Reserve kembali menyuntikkan US$ 50 miliar ke pasar.
17 September:Saham-saham kembali berjatuhan akibat ketidakpastian ekonomi.Indeks Dow Jones kembali anjlok 4,06%. Badan Pengendali Pasar Modal AS melarang aksi short-selling di sejumlah saham sektor finansial.
18 September: Federal Reserve dan bank-bank sentral dari berbagai dunia menyuntikkan US$ 300 miliar ke pasar kredit. Saham-saham kembali melonjak berkat kabar meluasnya bail out oleh pemerintah AS,indeks Dow Jones meloncat 3,86%.Setelah penutupan pasar,Menkeu AS Henry Paulson meminta persetujuan dari kongres untuk membeli aset-aset bermasalah yang berhubungan dengan mortgage/KPR dari para lembaga institusi.
19 September: Pemerintah AS mengumumkan rencana penyelamatan krisis finansial senilai US$ 700 miliar.The Fed menyuntikkan lagi US$ 20 miliar ke pasar kredit.Saham-saham me-nguat,dengan indeks Dow Jones naik hingga 3,35%.
Amerika Serikat sedang berada di ambang kehancuran financial sebagai imbas dari krisis ekonomi.Trauma akan krisis ekonomi di tahun 1929 yang sering disebut Great Depression kembali menghantui rakyat Amerika.Pada saat itu dampak krisis ekonomi menyebar secara  nasional bagi rakyat Amerika,seperti kesulitan keuangan karena kelangkaan lapangan pekerjaan  hingga kelaparan.Bayangkan negara sebesar Amerika saja pernah mengalami kelaparan massal.
            AS dalam peta percaturan politik dan ekonomi dunia berada di pusat lingkaran.Jika AS ambruk maka tubuhnya yang raksasa akan menimpa yang ada di sekelilingnya.Krisis ekonomi dan finansial di AS seperti efek domino,secara cepat merambat ke negara-negara di Asia dan Eropa.Banyak negara yang memberikan suntikan dana kepada lembaga keuangan supaya tidak tergerus arus krisis ekonomi yang berasal dari AS.Mau tidak mau negara-negara di dunia harus menolong krisis yang tengah terjadi di sana.Inilah hebatnya Amerika!
Mengapa krisis ekonomi bisa melanda Amerika Serikat?
Mungkin ini menjadi pertanyaan bagi sebagian besar orang,mengapa negara super power dan terkenal kuat finansialnya bisa mengalami krisis moneter atau ekonomi.Dan kemungkinan berada di ambang kebangkrutan yang akan menyengsarakan rakyatnya dan sebagian besar nega-ra di dunia.
Ada sebuah penjelasan dari Dahlan Iskan,di Jawa Pos 28 september 2008 yang isinya secara ringkas bisa menjelaskan masalah tersebut.Berikut rangkumannya: Sebuah perusahaan yang go public dituntut untuk meningkatkan laba hingga 20 persen tiap tahunnya.Tentang bagai-mana caranya,CEO dan direktur yang akan mengaturnya.Pemilik perusahaan atau pemegang sa-ham tidak mau tahu yang penting harga saham naik dan laba terus meningkat.Mengapa harga sa-ham harus selalu naik,alasannya adalah jika saham dijual maka harga saham harus lebih tinggi dari harga saham saat dibeli.Dan mengapa laba harus naik? Alasannya jika saham tidak dijual maka setiap tahunnya mereka bisa mendapat pembagian laba atau deviden yang bertambah ba-nyak.
Sehingga CEO selalu mencari cara untuk melakukan dua hal di atas tadi.Alasannya agar tetap dapat mempertahankan jabatan,gaji dan bonus yang selalu meningkat.CEO perusahaan be-sar di AS gajinya bisa 100 kali lipat dari gaji Presiden Bush.Sehingga antara pemegang saham dan CEO menemukan sumbu temu untuk mendapatkan dua hal di atas.Berbagai cara dilakukan hingga melibatkan pelaku politik,banyak kebijakan yang memungkinkan perubahaan aturan dan undang-undang untuk memungkinkan para CEO tersebut mendapat keuntungan kapital.Bagi pe-laku politik keuntungannya adalah mendapatkan dana kampanye dan dukungan.
Dengan cara ini ekonomi AS berkembang pesat,semua orang mampu membeli kebutuhan hidup.Sehingga AS memerlukan banyak barang.Jika tidak bisa dibuat di dalam negeri maka pe-san dari negara lain.Maka tak heran jika China memiliki cadangan devisa terbesar yaitu 2 triliun USD karena memasok banyak barang ke AS.Sudah 60 tahun AS membesarkan perusahaan-peru-sahaannya seperti itu,yang merupakan bagian dari ekonomi kapitalis sehingga AS menjadi pe-nguasa dunia.Tapi itu belum cukup,segala hal harus yang terbaik,terkomputerisasi,bonus yang sudah besar harus dibuat lebih besar lagi.Amerika harus lebih kaya dari siapapun.Di sinilah kese-rakahan AS terlihat.
Krisis finasial di AS dimulai dari krisis macetnya kredit perumahan (mortgage).Ketika semua orang sudah membeli rumah,seharusnya tidak ada lagi perusahaan penjual rumah bukan. Namun kenyataannya perusahaan harus meningkatkan penjualan untuk mendapatkan pertumbuh-an laba.Maka dicarilah jalan agar rumah terjual lebih banyak.Jika orang sudah memiliki rumah maka diciptakan agar kucing dan anjing juga memiliki rumah.Termasuk mobil.
Namun ketika kucing dan anjing sudah memiliki rumah,siapa lagi yang harus membeli? Maka di tahun 1980,Pemerintah AS mengeluarkan keputusan ‘Deregulasi Kontrol Moneter’, intinya dalam kredit rumah,perusahaan real estate diperbolehkan menggunakan variable bunga. Artinya boleh mengenakan bunga tambahan dari bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini merupakan peluang besar bagi perusahaan real estate,broker,asuransi,keuangan dan investasi..
Tahun 1925,AS memiliki UU Mortgage tentang KPR,yaitu setiap orang yang memenuhi syarat berhak mengajukan dan mendapatkan kredit rumah.Jika penghasilan setahun 100 juta maka ia berhak mengambil kredit mortgage 250 juta.Karena cicilan jangka panjang maka terasa ringan.Tahun 1980,keluar kebijakan untuk menaikan bunga,bisnis perumahan ada peluang,bank bisa mendapatkan bunga tambahan,broker dan bisnis terkait bisa berusaha kembali.
Namun karena semua sudah punya rumah,maka tahun 1986 pemerintah AS menetapkan reformasi pajak.Salah satu isinya,pembeli rumah diberi keringanan pajak.Bagi warga di negara maju,keringanan pajak akan mendapat sambutan luar biasa karena nilai pajak yang tinggi.Tahun 1990,dengan fasilitas pajak bisnis rumah meningkat hingga 12 tahun ke depannya.Dari mortgage 150 miliar USD dalam setahun menjadi dua kali lipat di tahun-tahun berikutnya.
Tahun 2004,mortgage mencapai 700 milyar USD per tahun.Gairah bisnis rumah yang te-rus meningkat ini membuat para pelaku bisnis menghalalkan segala cara.Mulai dari iklan yang jor-joran,keluarnya lembaga investment bank,hingga melunaknya persyaratan KPR.Dalam pikir-an pengembang,jika orang tidak bisa membayar kredit atau kredit macet,toh rumah masih bisa dijual karena perhitungannya tiap tahun harga rumah meningkat.Jadi mereka masih untung keti-ka terjadi kredit macet.Namun ternyata dalam jangka kurang dari 10 tahun,banyak kredit macet. Banyak orang menjual rumah,harga menjadi turun sehingga nilai jaminan rumah tidak cocok lagi dengan nilai pinjaman.Satu per satu lembaga investment banking bergururan seperti efek domi-no.
Berapa juta rumah yang termasuk dalam mortgage? Tidak ada data namun dari nilai uangnya sekitar 5 triliun USD.Jadi kalau George Bush menalangi dana 700 milyar USD itu baru sebagian kecil.Kongres AS masih khawatir apakah harus menambah 700 milyar USD lagi jika yang pertama tidak berhasil.Pelaku pasar menganggap bail out sebesar 700 miliar USD terlalu kecil dan tidak cukup menumbuhkan sentimem positif.
            Krisis finansial di AS kemudian merembet menjadi krisis berskala global,membuat pe-merintah Indonesia harus cepat tanggap.Jika perlu pemerintah membentuk gugus tugas khusus memantau krisis ini 24 jam penuh untuk mencegah krisis ini menerpa Indonesia.Pengalaman krisis ekonomi dan moneter tahun 1997-1998 seharusnya membuat kita lebih siaga.***