Fenomena “Gangnam Style” yang Mendunia


Fenomena “Gangnam Style” yang Mendunia
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat di OPINI Harian Analisa Medan 28 Nopember 2012

Luar biasa! Video “Gangnam Style” dari rapper Korea Psy menjadi video Youtube paling populer di dunia. Ketika tulisan ini dibuat, video ini telah disaksikan sekitar 510.412.793 viewers atau pemirsa. Itu baru untuk official video saja, karena untuk versi Gangnam Style feat Hyuna telah disaksikan  100.975.928 pemirsa, dan versi live Gangnam Style (Comeback Stage) telah disaksikan  98.295.625 pemirsa. Belum lagi video “tiruan” Gangnam Style ala Britney Spears yang telah ditonton sekitar 37 juta pemirsa.

Video yang diunggah di Youtube sejak 15 Juli 2012, adalah video pertama yang mencapai 500.000.000 viewers hanya dalam waktu 3 bulan. Pada 20 September, Gangnam Style tercatat dalam Guinness World Records sebagai Most Liked Video in Youtube History. Lagu Gangnam Style juga menduduki posisi atas iTunes Charts di 31 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Kanada.
Secara global video yang paling banyak ditonton di Youtube masih dipegang oleh Justin Bieber lewat lagu Baby (feat Ludacris) dilihat 756.741.411 penonton. Kemudian disusul Jennifer Lopez, On The Floor (feat Pitbull) dilihat 568.287.446 penonton. Gangnam Style di posisi ketiga, dan kemungkinan besar akan dapat menyingkirkan posisi video musik Jennifer Lopez.
Gangnam Style telah mendunia seiring budaya K-Pop yang juga telah mengglobal. Kita harus mengucapkan selamat kepada Korea, karena budaya pop kreatif mereka telah menjadi tren global. Tanggal 12 September 2012, Times Square, New York, diisi oleh ribuan orang yang melakukan flash mob meniru goyangan “menunggang kuda” dalam Gangnam Style. Hal yang sama juga terjadi di depan Obelisco de Buenos Aires National Monument, Argentina. Flash mob massal dan spontan ini juga terjadi Paris, London, Sydney hingga Jakarta pada car free day (9/9/2012). Yang pasti, demam Gangnam telah mendunia dan membuat semua orang ingin meniru.
Gangnam Style
Sekadar informasi saja, bahwa penggemar Psy di Amerika sudah 47 persen. Sehingga ada joke, kalau calon Presiden Amerika ingin menang dalam Pemilu bulan Nopember nanti, dia harus ikut menirukan goyangan Gangnam. Musik yang enak di telinga dikombinasi tarian kocak yang mudah ditiru adalah formula yang tepat untuk menjual sebuah lagu. Dan karena ditunjang media sosial, semisal Youtube, gelombang ini kian menggema.
Ini membuktikan peran media sosial sangat besar. Dalam jangka waktu 30 hari, yang mengunduh video klip Psy, 131 juta orang. Ini lebih cepat dari ketenaran Michael Jackson. Coba dibayangkan, hanya dalam 30 hari, Psy dikenal seluruh dunia. Ini fenomena yang langka. 
Di Indonesia, sebetulnya sudah banyak penyanyi yang coba tampil dengan goyangan lucu dan aneh, namun kenapa kemudian, kelasnya hanya berhenti di tingkat lokal, tidak bisa mendunia layaknya goyangan milik Psy? Sebetulnya ini masalah koreografi, orang tidak lagi berpikir tentang kualitas, yang penting dia bisa tampil “lain dari yang lain”.
“Lain dari yang lain” ini tidak harus original, tapi mampu memadukan dengan hal-hal yang baru. Sebagai penikmat musik, penulis sejak awal sudah menyamakan intro musik dan flash mob dalam Gangnam Style mirip dengan gaya duo elektro hip hop LMFAO dalam video musik 'Party Rock Anthem', yang membedakan, intro musik LMFAO terlalu terpatok pada pakem irama hip hop yang “bercita rasa” Amerika. Nah, Psy mampu menciptakan irama dan flash mob yang lebih mendunia karena lebih menghentak.
Gangnam Style yang dibawakan Psy alias Park Jae-Song, seolah menjungkir-balikkan dunia K-Pop yang selama ini didominasi oleh boysband dan girlsband yang berisi penyanyi cewek yang cantik-cantik atau cowok-cowok dengan dandanan rambut yang khas. Park Jae-Song justru tidak mewakili keduanya. Tampangnya lebih mirip pelawak, dengan mengusung tarian ‘goyang naik kuda’ atau invisible horse dance alias Gangnam Style, Psy sanggup mencuri perhatian publik dari pendahulunya. Popularitasnya di luar Korea sungguh mengejutkan. Sehingga orang Korea pun berkomentar, “Kita punya cowok dan cewek cakep-cakep dalam boysband dan girlsband yang berusaha menembus pasar AS dengan K-Pop, tapi mereka memperoleh sedikit keberhasilan. Tapi mengapa Psy berhasil?”
Berbeda dengan tema lagu yang dibawakan boysband K-Pop umumnya, Psy menjadikan fenomena orang kaya baru di daerah asalnya, Gangnam, sebagai tema lagunya. Ini jadi daya tarik tersendiri. Lagu Gangnam Style mengandung sebuah sindiran dan kritikan bagi kemewahan yang ada di daerah Gangnam tersebut. Gangnam adalah kawasan yang terletak di bagian selatan sungai Han di Seoul, yang disebut sebagai “Beverly Hills”-nya Korea. "Saya mendeskripsikan Gangnam sebagai daerah yang normal di siang hari, tapi saat malam tampak gila," ujar Psy.
Video klip Gangnam Style kental dengan adegan humor. Musik, lirik dan koreografi diciptakan Psy sendiri. Untuk artis K-Pop, sebenarnya bukan hal biasa ada penyanyi menulis lagu serta mengkreasikan koreografinya sendiri. Dan Psy telah membuktikan ia punya bakat luar biasa, sebagai penyanyi, penulis lagu, penari, bahkan produser. Psy telah menjadi fenomena, dan ia percaya bahwa kekurangan bukan harus diubah, tapi justru dikreasikan agar menjadi sesuatu yang unik. Maka, jika biasanya Anda melihat penyanyi Korea cantik dan tampan, maka Anda akan melihat sesuatu yang beda dengan Psy.
Lagi pula, di depan publik Psy terlihat nyaman dengan dirinya sendiri. “Be funny but not stupid,” katanya. Ia keluar dari pakem yang dianut penyanyi K-Pop sebelumnya. Ketika grup-grup K-Pop berusaha memasuki pasar Barat dengan menyanyikan lagu yang mereka pikir akan disukai orang Barat, Psy tampil seperti apa yang ia inginkan. Psy mengaku bahwa ia sebenarnya membuat video lagu, tari, dan musiknya untuk orang Korea. Karena itu, di tengah arus K-Pop yang seragam, kemunculan Psy sungguh tidak terduga.
Lalu, pelajaran apa yang harus kita ambil? Korea berhasil merubah stigma bahwa budaya Pop tidak melulu berasal dari Barat, tapi juga bisa dari Timur. Orang Korea butuh bertahun-tahun agar industri pop kreatifnya dapat berkembang seperti sekarang. Dari industri ini, mengalirlah devisa ke kas negara Korea Selatan. K-Pop bukanlah budaya yang tiba-tiba muncul secara spontan, tapi sebuah proses kreatif yang telah direncanakan sejak lama sebagai antisipasi menghadapi krisis ekonomi global. Mereka belajar dan terus belajar. Kita kapan? ***