Manfaat Puasa Bagi Kesehatan


Manfaat Puasa Bagi Kesehatan
Oleh : Fadil Abidin

Menjalanakan puasa pada bulan Ramadan, selain merupakan kewajiban, juga dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Selain itu, agar dapat menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh, kita harus menjaga kondisi tubuh supaya tetap segar dan sehat.
Dari aspek nutrisi, puasa memang akan mengurangi asupan zat gizi terutama kalori sekitar 20-30 persen. Namun dari aspek kesehatan, puasa ternyata memberi manfaat kesehatan terhadap tubuh pelakunya. Bahkan di negara maju, puasa dijadikan sebagai salah satu upaya terapi beberapa penyakit degeneratif.
Beberapa hasil penelitian ilmiah menunjukkan manfaat puasa bagi kesehatan, antara lain dapat mengurangi resiko stroke. Puasa juga dapat memperbaiki kolesterol darah. Kadar kolesterol darah yang tinggi secara jangka panjang akan menyumbat saluran pembuluh darah dalam bentuk aterosklerosis (pengapuran atau pengerasan pembuluh darah).
Bila hal ini terjadi di otak, maka akan berakibat stroke dan bila terjadi di daerah jantung menyebabkan penyakit jantung. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa puasa dapat meningkatkan kolesterol darah HDL (yang sehat) 25 titik, dan menurunkan lemak trigliserol sekitar 20 titik. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol LDL (yang merusak kesehatan).
Kolesterol hanya terdapat dalam pangan hewani, dan tidak terdapat dalam pangan nabati. Dalam pangan nabati terutama terdapat lemak bebas dan trigliserol. Untuk meningkatkan manfaat puasa bagi kesehatan serta mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung maka dalam menu sahur dan puka puasa harus dikurangi makanan berkadar lemak dan kolesterol tinggi, seperti daging merah (daging sapi, kambing, kerbau dll).
Daging putih seperti daging ayam dan kelinci boleh dikonsumsi dalam jumlah sedang. Daging ayam hendaknya dibuang dulu gajih dan lemaknya dengan cara mengukusnya terlebih dahulu. Setelah itu baru dibumbui dan diolah jadi makanan yang diinginkan. Jangan mengonsumsi kulit ayam karena kadar lemak dan kolesterolnya tinggi. Lauk yang perlu banyak dikonsumsi adalah ikan, terutama ikan laut. Karena ikan ternyata kaya protein, omega-3 dan omega-6, mineral dan vitamin yang akan membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Buah dan sayur perlu dikonsumsi dalam jumlah yang banyak karena mengandung serat yang bisa menunda lapar. Selain bermanfaat untuk mencegah stroke dan penyakit jantung, sayur dan buah ternyata juga akan menyuplai energi secara perlahan. Suplai demikian diperlukan saat puasa sehingga tubuh akan tetap terasa fit (republika.co.id, 3/09/200).
Food Combining
Manfaat berpuasa bisa kita lihat melalui pendekatan ilmu food combining-nya Andang Gunawan. Ketika orang sedang berpuasa, terjadilah proses pengeluaran zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi) yang bersifat total dan holistik (menyeluruh). Artinya, tujuan pembersihan bukan hanya menyangkut kepentingan fisik, tetapi juga mencakup pembersihan dan peningkatan energi dalam jiwa dan pikiran.
Prof. Soekirno, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan bahwa puasa bisa ikut membantu mengendalikan stres. Selain itu, juga menjadi terapi beberapa penyakit tertentu, seperti hipertensi, kanker kardiovaskular, ginjal, dan depresi, akan lebih cepat dan efektif bila diikuti dengan aksi puasa.
Detoksifikasi bisa diartikan membersihkan tubuh bagian dalam, terutama sistem pencernaan. Secara alamiah, usus besar merupakan pusat kotoran sehingga wajar kalau organ yang satu ini tidak bisa bersih 100%. Namun, jangan sampai fungsi pembuangan ini menjadi tidak mampu mengantisipasi jumlah kotoran yang terbentuk setiap hari. Dalam buku Food Combining (2009), Andang Gunawan menuliskan resep mengatur pola makan sehari-hari agar tetap sehat dan segar.
Makan dan minum wajib hukumnya untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari agar tetap hidup. Namun, selain memasok zat gizi, makanan dan minuman juga membawa bahan toksik yang kemudian tertimbun bertahun-tahun. Unsur toksik ini yang menjadi beban sehingga tubuh dipaksa bekerja melampaui batas. Akibatnya, kemampuan untuk sehat kembali (recovery) terbatas. Oleh karena itu, sekali waktu kita perlu "berpuasa" untuk membuang bahan-bahan beracun yang bisa mengganggu sel, jaringan, dan organ dalam tubuh. Begitu racun berhasil dilepaskan, tubuh akan punya kesempatan untuk sehat kembali.
Dalam buku Food Combining disebutkan bahwa puasa selama 7-10 hari terbukti aman bagi siapa saja. Puasa selama itu sangat efektif untuk tujuan membersihkan bagian dalam tubuh, regenerasi sel, dan peremajaan tubuh. Selama masa berpuasa, kurangi makanan berlemak dan makanan tinggi kalori. Tidak mengonsumsi nikotin, alkohol, dan kafein. Membatasi makanan siap saji, makanan olahan (awetan), garam dan saus bumbu yang mengandung monosodium glutamat (MSG) atau bumbu penyedap rasa. Jauhi makanan ringan olahan atau cemilan yang umumnya berkarbohidrat tinggi.
Selama menjalani puasa, suplemen vitamin yang baik bagi tubuh antara lain vitamin B, C dan E. Hindari obat penahan sakit kepala, obat demam, dan obat untuk lambung. Namun, kalau selagi berpuasa merasakan tidak kuat atau malah sakit, hentikan segera.
Bagaimanapun puasa ini tidak dianjurkan bagi mereka yang mengidap penyakit stadium lanjut, kurang gizi, lemah ginjal, lemah mental, tukak lambung, TBC, diabetes kronis, atau lemah jantung. Puasa sebaiknya diakhiri secara bertahap dan tertib. Jangan langsung mengonsumsi makanan berkalori tinggi ketika berbuka seperti makanan ringan yang digoreng, makanan bersantan dan kue-kue manis dengan banyak gula karena bisa membuat perut sakit.
Menjaga Kesegaran
Mereka yang berpuasa selama bulan Ramadan, pastinya tidak makan dan minum selama 12 jam. Selama 12 jam ini, proses pembakaran dalam tubuh tidak terjadi dan suplai cairan ke dalam tubuh tidak ada. Akibatnya, tubuh akan terasa lemas dan dingin. Dengan demikian, bagi yang berpuasa sangat perlu mengatur menu makan yang mengandung gizi yang cukup saat santap saur dan buka puasa sehingga di saat berpuasa tubuh akan tetap sehat dan bugar.
Untuk dapat menjaga kesegaran tubuh saat berpuasa tanpa harus mengganggu aktivitas sehari-hari, sangat penting untuk dapat mengatur menu makanan saat sahur dan buka puasa yang memenuhi syarat gizi. Umumnya, kebutuhan kalori untuk wanita dewasa per hari 1.900 kalori, sedangkan untuk pria 2.100 kalori. Kebutuhan ini sebenarnya bisa terpenuhi lewat makanan yang dikonsumsi selama sahur dan buka puasa. Makanan yang memenuhi standar gizi mencakup 50% karbohidrat, 25% lemak, 10-15% protein, plus vitamin-mineral secukupnya.
Di saat berbuka puasa, hendaknya tidak makan sekaligus banyak, namun secara bertahap dimulai buah kurma dan makanan ringan yang manis. Lalu, tunggu sekitar 1 jam agar gula darah dan cairan tubuh kembali ke posisi normal. Jangan langsung memulai dengan nasi karena makanan ini sulit langsung diubah menjadi energi. Menu makanan harus mengandung karbohidrat (nasi, jagung, mi, kentang) dan sumber protein (daging, ikan, tempe, tahu telur, dll.) yang cukup. Sementara itu, sumber vitamin dan mineral terdapat pada sayuran dan buah-buahan berwarna kuning, hijau tua, dan merah.
Ketika sahur diusahakan pengisian "BBM" (bahan bakar makanan) cukup untuk 12 jam, sampai saat berbuka. Ada anjuran (bahkan disunahkan) untuk makan sahur selambat mungkin sekitar 30 menit sebelum imsak. Energi yang dihasilkan saat sahur diharapkan sangat berguna selama menanti saat berbuka puasa. Namun, dianjurkan agar makan sahur tidak terlalu kenyang, cukup 1/3 dari kebutuhan kalori sehari. Sahur terlalu kenyang menyebabkan kadar gula dalam darah melonjak serta produksi hormon insulin dan lemak meningkat. Akibatnya, tubuh mudah lesu dan mengantuk. Minum banyak saat sahur juga disarankan untuk menjaga agar terhindar dari dehidrasi (kekurangan cairan tubuh).
Kalau merasa perlu dapat juga dengan mengonsumsi vitamin, sebaiknya dipilih yang mengandung beberapa vitamin (multivitamin). Mengonsumsi vitamin yang mengandung satu jenis vitamin, dosisnya bisa melebihi yang dibutuhkan. Sebaiknya dikonsultasikan dahulu ke dokter sebab vitamin tidak sepenuhnya bisa menggantikan makanan. Vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K) yang kalau dikonsumsi berlebihan akan tersimpan dalam tubuh dan justru bisa berbahaya bagi metabolisme tubuh.
Dengan berpatokan pada prinsip-prinsip tersebut, mudah-mudahan ibadah puasa ini dapat dijalankan selama satu bulan penuh dengan tanpa mengurangi derajat kesehatan bagi tubuh. Selamat menunaikan ibadah puasa! ***